JAKARTA, iNewsbadung.id - Bancaan, siapa yang belum pernah mendengar kata ini, dimana nasi disajikan dengan sayur gudangan dengan parutan kelapa yang sudah dibumbui cabe merah, dilengkapi telur.
Sebagai sebuah tradisi ritual, bancaan masih dilestarikan di beberapa daerah hingga kini, bahkan di beberapa kampung, orang sering meneriakkan kata bancaan.
Berikut catatan iNeswbadung.id mengungkap makna bancaan, sebuah tradisi ritual yang masih dilestarikan, dikutip dari infobudaya.net dan pengalaman penulis.
1. Wujud Syukur
Bancaan sering diartikan sebagai simbol bentuk rasa syukur serta doa kepada Tuhan, yang biasa dilakukan masyarakat tradisional Jawa.
2. Tradisi Selamatan
Dalam masyarakat Jawa, tradisi selamatan lebih dikenal dengan sebutan bancakan, karena tradisi ini dianggap sebagai upacara sederhana.
3. Membuang Kesialan
Saat salah satu anggota keluarga mengalami mimpi buruk, ada pula yang membuang kesialan agar mimpi buruk tidak menjadi kenyataan dengan mengadakan bancaan.
4. Berbagi Kebahagiaan
Makna bancaan sangat beragam, salah satunya adalah berbagi kebahagiaan dengan orang-orang di sekitar, atau biasanya dengan tetangga yang masih berada dalam satu RT.
5. Saling Mengamini
Bancaan selalu disertai doa yang diharapkan didukung para warga yang ikut bancaan dengan mengamini doa-doa tersebut, sehingga semakin banyak doa orang mengamini doa, kemungkinan besar terkabulnya doa.
6. Hak Orang Lain
Bancaan juga sebagai sarana mengingatkan, bahwa dalam harta kita, bisa jadi ada hak orang lain di dalamnya.
7. Tahapan Perkembangan Anak
Bancaan biasa dilakukan sebagai penanda sebuah tahapan perkembangan seorang anak, dimana biasa digelar untuk memperingati hari lahir berdasarkan hari pasaran penanggalan Jawa atau weton.
8. Masa Disapih
Tidak hanya memperingati hari lahir, bancaan juga biasa dilakukan saat anak mulai memasuki masa disapih, atau berhenti menyusu pada ibunya.
9. Sering Sakit
Dalam masyarakat Jawa, anak yang sering sakit juga akan dilakukan bancaan, tujuannya adalah meminta doa sehingga anak tersebut tidak lagi sering mengalami sakit.
10. Berganti Nama
Tradisi berganti nama, karena nama lama dianggap berat dalam hidup seseorang, bahkan terkadang dianggap tidak membawa keberuntungan, maka akan dilakukan bancaan, atau dibancaki.
11. Meraih Pencapaian
Bancakan juga dilakukan saat ada anggota keluarga meraih sebuah pencapaian, seperti lulus sekolah, lulus kuliah, atau mendapat peringkat di sekolah.
12. Memulai Pekerjaan
Saat memulai pekerjaan seperti membangun rumah, ataupun menempati rumah baru, tradisi ritual bancaan juga sering dilakukan, hal ini bertujuan memohon keselamatan dan kelancaran dari Sang Pencipta.
13. Berbagi
Bancaan ditandai dengan mengundang tetangga, dimana dahulu disampaikan dengan meneriakkan kata "bancaan, bancaan", namun ada juga yang dikirimkan dari rumah ke rumah.
14. Berkumpul
Setelah mendapatkan undangan, para warga pun berkumpul, duduk menghadap nasi bancaan yang sudah ditata dalam wadah yakni tampah, beralaskan daun pisang.
15. Berdoa
Sebelum acara bancaan dimulai, pemimpin bancaan meminta warga ikut mendukung doa dengan membalas dengan kata "nggih, amin".
16. Siap Dibagikan
Nasi bancaan pun siap dibagikan diatas pincuk daun pisang, dimana pada masa sekarang pincuk daun pisang terkadang diganti kertas coklat untuk bungkus nasi, atau campuran keduanya.
17. Makanan Pelengkap
Pada tradisi bancaan, nasi bancaan yang berupa nasi putih, sayur gudangan dilengkapi dengan potongan telur rebus, ikan asin, rempeyek kacang, bothok, tahu dan tempe bacem, serta buah. *
Editor : Dian Burhani