Namun dibalik bencana dahsyat ada sebuah keajaiban terjadi. Masjid Baiturrahim Ulee Lheue atau Masjid Ulee Lheue satu-satunya saksi kejadian dahsyat tersebut. Padahal rumah ibadah itu letaknya hanya terpaut puluhan meter dari bibir pantai. Masjid yang didirikan pada abad ke-17 dan merupakan peninggalan Kesultanan Aceh.
Awalnya masjid ini pada tahun 1873 menjadi tempat relokasi sementara jemaah Masjid Baiturrahman Banda Aceh, saat itu Masjid Baiturrahman Banda Aceh terbakar saat peristiwa pengusiran Pasukan Royal Belanda oleh masyarakat Aceh.
Dikutip dari laman disbudpar.acehprov.go.id, Tsunami 2004 bukan yang pertama kali bencana alam yang mencoba meruntuhkan Masjid Baiturrahim.
Dua tahun setelah masjid dipugar itu Banda Aceh diguncang gempa hebat. Tak sedikit bangunan yang hancur karenanya. Bahkan 60 persen bangunan lain di sekitar masjid juga hancur.
Namun meski bangunan lain ambruk, Masjid Baiturrahim masih berdiri. Hanya kubahnya yang roboh. Pasca gempa, kubahnya lalu dihilangkan dan diganti dengan atap biasa.
Selain gempa, masjid ini juga pernah dilanda banjir. Itu terjadi pada 2001. Kendati begitu, masjid tetap kokoh berdiri. Pasca tsunami, masjid ini menarik perhatian banyak pihak dari berbagai belahan dunia.
Sebagai salah satu rumah ibadah yang selamat dari bencana, keberadaan masjid ini menjadi daya tarik wisata bernuansa religi selain Masjid Agung Baiturrahman dan Masjid Rahmatullah Lampuuk.***
Editor : Dian Burhani