BADUNG, iNewsBadung.id - Serangkaian persiapan dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Bali menjelang puncak G20.
Salah satu yang juga menjadi perhatian adalah berkaitan dengan pengurangan risiko bencana, berupa kesiapsiagaan bencana.
Karena itulah Pemprov menggelar simulasi di SD Negeri 2 Tanjung Benoa, Nusa Dua, Kabupaten Badung, pada Senin 17 Oktober 2022.
"Upaya pengurangan risiko bencana antara lain dilaksanakan dengan simulasi kesiapsiagaan siswa-siswi SD Negeri 2 Tanjung Benoa dalam menghadapi ancaman tsunami," kata Gubernur Bali Wayan Koster dalam sambutannya, yang dibacakan Kepala Pelaksana BPBD Bali I Made Rentin, seperti dikutip dari Antara.
Ia menyampaikan simulasi kesiapsiagaan bencana di daerah rawan tsunami itu, sebagai hal penting, terlebih pada November 2022 Bali kedatangan para pimpinan tertinggi negara G20, ditambah kondisi pariwisata yang terus merangkak naik.
"Sudah sepatutnya Kelurahan Tanjung Benoa dapat menjadi contoh best practices (praktik baik, red.) pengurangan risiko bencana dan peningkatan kapasitas penanggulangan bencana yang juga dapat menjamin keamanan wisatawan di Bali khususnya dalam menghadapi bencana,” ujarnya.
Dalam simulasi kesiapsiagaan yang turut disaksikan tim United Nation Develompent Programme (UNDP), ia menginformasikan bahwa Kelurahan Tanjung Benoa salah satu wilayah di Pulau Bali yang memiliki kelas bahaya tinggi terhadap potensi bahaya tsunami.
"Itu mengacu pada Katalog Desa/Kelurahan Rawan Tsunami yang disusun oleh BNPB, dari 716 desa/kelurahan yang ada di Bali terdapat 153 desa/kelurahan yang rawan tsunami dengan kelas bahaya sedang dan tinggi,” katanya dalam pidato usai simulasi dilakukan siswa Sekolah Dasar.
Berdasarkan kondisi itu, Pemprov Bali menggencarkan upaya peningkatan kapasitas masyarakat menghadapi ancaman tsunami di Kelurahan Tanjung Benoa.
Hingga akhirnya pada Mei 2022, Kelurahan Tanjung Benoa mendapatkan pengakuan internasional Tsunami Ready Community dari UNESCO-IOC. Sebagai satu-satunya dan pertama di Indonesia menjadi penerima, membuat Gubernur Bali Wayan Koster itu bangga.
"Pengakuan internasional Tsunami Ready Community tersebut diperoleh dengan dukungan sumber daya yang besar. Untuk mempertahankan capaian ini, upaya pengurangan risiko bencana membutuhkan tanggung jawab bersama dan komitmen semua pihak, baik dari unsur pemerintah, dunia usaha, akademisi, media massa dan masyarakat, atau yang biasa disebut unsur pentahelix," ujar Koster.
Untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat, Gubernur Koster berharap, Kelurahan Tanjung Benoa dapat membangun kerja sama, hingga nanti mampu menjadi contoh bagi desa/kelurahan rawan tsunami di seluruh Indonesia dengan mengaitkan unsur kearifan lokal masing-masing daerah.
Terlepas dari kesiapan pengurangan risiko bencana menjelang G20, ia mengatakan, simulasi ini masih dalam suasana bulan pengurangan risiko bencana, sehingga upaya kesiapsiagaan harus dilakukan dengan masif, berkelanjutan dan inklusif, agar manfaatnya dapat langsung dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. ***
Editor : Klasik Herlambang