get app
inews
Aa Text
Read Next : Mafia Gadai Mobil di Bali Makin Menggila, BRN Minta Polisi Segera Usut Tuntas

Terjawab, Ini Penyebab Pembangunan KEK Kesehatan di Bali Berjalan Lambat

Jum'at, 09 September 2022 | 22:38 WIB
header img
Erick Thohir Ini Penyebab Pembangunan KEK Kesehatan di Bali Berjalan Lambat (Foto: Antara)

BADUNG, iNews.id - Pemerintah telah mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan.

Terkait dengan hal tersebut pemerintah sedang bersiap untuk membangun KEK Sanur berlokasi di Sanur, Denpasar, Bali, sebagai KEK Kesehatan pertama di Indonesia. 

Nantinya keberadaan KEK Sanur juga akan menjadi jawaban atas tantangan saat ini, banyak contoh masyarakat memilih untuk mendapatkan perawatan medis ke luar negeri karena keterbatasan fasilitas kesehatan di Indonesia.

Namun pembangunan KEK Sanur sedikit lambat, Kementerian BUMN menyebut ada keterlambatan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan di Sanur, Bali. Pasalnya izin KEK baru diterbitkan otoritas terkait dua pekan lalu. 

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan pembangunan Rumah Sakit Internasional Bali atau Bali International Hospital tidak dapat dilakukan bila izin KEK belum diterbitkan.

Padahal, peletakan baru pertama atau groundbreaking sudah dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada November 2021 lalu. 

"Kenapa ada keterlambatan? kita bisa jujur, memang izin daripada KEK ini baru keluar 2 minggu lalu. Sedangkan kita sudah menaruh batu pertama waktu itu, November 2021," papar Erick, Jumat (9/9/2022). 

Erick menambahkan, dengan diterbitkannya izin KEK, pembangunan infrastruktur dasarnya akan rampung pada November tahun ini. Target ini lantaran infrastruktur dasar KEK sudah dilakukan, meski izin pembangunan Bali International Hospital belum diterbitkan saat itu. 

"Insya Allah November ini infrastruktur dasar KEK Sanur ini akan tuntas, November ini, karena kita tau 2 juta masyarakat Indonesia berobat ke luar negeri dengan pemborosan Rp99 triliun. Ya salah salah satunya kita harus membuat Kawasan Ekonomi Khusus Kesehatan ini," lanjutnya.

Dia juga meyakini keberadaan RS pelat merah itu tersebut mampu menekan jumlah warga negara Indonesia (WNI) yang setiap tahunya bepergian ke luar negeri untuk mendapat pelayanan kesehatan di negara tujuan.

Bismillah, semoga pembangunan Bali International Hospital berjalan dengan lancar," ucap Erick.

Selain itu, pemerintah menggandeng institusi medis nirlaba atau kelompok riset medis dunia, Mayo Klinik sebagai penasehat (advisor). RS ini disiapkan untuk menjadi one stop health services bertaraf internasional.

Alasan pemerintah menggandeng Mayo Klinik guna mewujudkan kesehatan sebagai kekuatan baru di Indonesia. Dengan begitu, masyarakat tidak lagi pergi ke luar negeri untuk memperoleh pengobatan medis dengan basis teknologi yang mumpuni.

Erick memastikan, Indonesia punya ekosistem yang kuat dengan mengundang rumah sakit-rumah sakit internasional untuk membuka kerja sama di bidang kesehatan.

Editor : Dian Burhani

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut