Pada hari Galungan, dipercaya bahwa roh leluhur turun ke dunia untuk mengunjungi keluarga mereka. Rumah-rumah dihias dengan penjor—hiasan bambu melengkung yang sarat makna simbolik.
Sementara itu, Kuningan adalah waktu bagi umat untuk mengungkapkan rasa terima kasih dan memohon perlindungan rohani dari para dewa dan leluhur.
Pemerintah Dukung Pelestarian Tradisi
Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu Kementerian Agama RI telah mengeluarkan jadwal resmi dan mengimbau umat untuk menyambut hari suci ini dengan hati yang bersih dan persiapan yang matang.
Pemerintah juga mendorong agar perayaan ini menjadi ruang edukatif bagi generasi muda untuk memahami nilai-nilai luhur agama dan budaya.
Galungan dan Kuningan: Momentum Refleksi di Era Modern
Di tengah arus kehidupan yang semakin cepat dan dinamis, tradisi seperti Galungan dan Kuningan menjadi ruang kontemplatif yang penting. Ia bukan hanya tentang menjaga warisan leluhur, tetapi juga kesempatan untuk memperbaiki diri, menjalin kedamaian dengan sesama, dan kembali pada nilai-nilai spiritual yang hakiki.
Tidak heran jika perayaan ini bukan hanya menjadi bagian penting dalam kehidupan keagamaan, tetapi juga daya tarik budaya dan spiritual yang menjadikan Bali unik di mata dunia.***
Editor : Bramantyo
Artikel Terkait