SOLO, iNewsbadung.id – Jelang hari raya Nyepi, umat Hindu di Solo ikut merasakan kebahagiaan, ketika Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta memberikan kesempatan bagi umat Hindu memasang ornamen khas Bali.
Kebahagiaan jelang hari raya Nyepi itu disampaikan Desak Made Ari Prastiti, Koordinator BPC Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) Surakarta.
“Jelang Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1945 yang dirayakan umat Hindu Rabu, (22/3/2023) mendatang, kebahagiaan tidak hanya dirasakan di Bali, sebagai daerah dengan mayoritas Hindu di Indonesia, namun juga dirasakan di umat Hindu Surakarta,” papar Desak dalam rilis yang diterima iNewsbadung, Selasa (14/3/2023).
Mahasiswa Hindu Dharma di Solo pun mengapresiasi pemasangan ornamen Hindu di kawasan Balaikota Solo dalam menyambut perayaan Nyepi, bahkan KMHDI mendukung Solo menjadi Kota Toleransi.
Ditambahkan Desak, kebijakan Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka, membuat Pemkot Surakata ikut menyambut Hari Raya Nyepi dengan memberikan kesempatan umat Hindu memasang berbagai ornamen khas Bali, di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman hingga Balaikota.
Dikatakan, Pemkot Surakarta juga memberi keleluasaan kepada seluruh kelompok masyarakat Surakarta untuk menggunakan Balaikota sebagai ruang kreativitas.
“Tahun ini untuk pertama kalinya kawasan Balaikota Surakarta dihiasi ornamen khas Bali, hal ini membuktikan bahwa Kota Surakarta sangat menjunjung tinggi toleransi,” ungkap Desak.
Dirinya merinci, ornamen khas Bali yang identik dengan Hindu tersebut, antara lain, 50 penjor Bali dan Jawa, umbul-umbul empat warna yang dipasang sepanjang Jalan Jenderal Sudirman dan pohon-pohon dipasangkan dengan kain poleng (kotak-kotak berwarna hitam putih).
Plaza Balaikota juga dihiasi simbol-simbol Agama Hindu seperti paying atau tedung, replika Candi Prambanan dan Pura Ulun Danu, Padmasari, Tri Murti dan Dewi Saraswati, Pepajegan, Lampion Swastika, Ongkara, dan Ogoh-Ogoh.
Menurut Desak Made Ari Prastiti, dirinya optimis, kegiatan tersebut dapat memperkenalkan Hindu lebih luas kepada masyarakat Surakarta dan sekitarnya.
“Apa yang dilakukan Pak Wali Kota adalah wujud nyata menghargai keberagaman yang ada di Kota Surakarta, sehingga diharapkan menciptakan keharmonisan hubungan antar umat beragama di Kota Surakarta,” kata Desak.
Dalam kesempatan serupa, dia juga mendukung Kota Surakarta sebagai Kota Toleransi di Indonesia, dimana hal ini tidak terlepas dari kebijakan yang diambil Wali Kota Surakarta yang memberikan seluruh kelompok ruang seluas-luasnya untuk berekspresi, tanpa melihat latar belakang masyarakat.
“Berangkat dari kebijakan ini, kami sangat yakin bahwa Kota Surakarta dapat meningkatkan indeks toleransi dan menjadi Kota Toleransi di Indonesia.
Artinya ke depan Kota Surakarta akan menjadi tempat yang nyaman untuk ditinggali seluruh warga negara Indonesia,” harap Desak.
Rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi di Surakarta dimulai dengan pemasangan ornamen khas Bali, Rabu, (8/3/2023), dilanjutkan dengan puncak perayaan Hari Raya Nyepi, Sabtu, (18/3/2023) di Balaikota Surakarta dengan menampilkan tarian Bali, seperti Rejang Renteng, Gabyor, Pendet dan dilanjutkan Kirab Ogoh-ogoh sepanjang jalan Jenderal Sudirman Surakarta depan Balaikota.
Semoga tulisan jelang hari raya Nyepi, umat Hindu di Solo ikut merasakan kebahagiaan, ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, terutama yang sedang menyambut perayaan Nyepi.
Nantikan terus tulisan-tulisan lain hanya di iNewsbadung.id, dan jangan lupa share tulisan ini. ***
Editor : Bramantyo
Artikel Terkait