Paus Leo XIV Resmi Terpilih, Ini Fakta Menarik soal Gaji dan Keuangan Vatikan

VATIKAN, iNewsbadung.id - Dunia Katolik menyambut pemimpin barunya setelah Kardinal Robert Francis Prevost dari Amerika Serikat resmi terpilih sebagai Paus Leo XIV dalam konklaf yang berlangsung Kamis lalu. Pengangkatan ini menandai babak baru dalam sejarah Takhta Suci dan menimbulkan pertanyaan menarik publik: apakah seorang Paus digaji, dan bagaimana keuangan Vatikan menopang tugas besar ini?
Tidak seperti pekerja kantoran pada umumnya, Paus tidak menerima gaji dalam bentuk tunjangan bulanan. Meski begitu, semua kebutuhan hidupnya sepenuhnya ditanggung oleh negara Vatikan—mulai dari tempat tinggal, makanan, transportasi, hingga dukungan operasional lainnya. Dalam hal ini, Paus memang tidak perlu khawatir soal kebutuhan pribadi, namun tetap menjadi simbol kesederhanaan dan pelayanan.
Sumber utama pendanaan operasional Vatikan, termasuk pembiayaan untuk tugas Paus, berasal dari donasi umat Katolik sedunia. Salah satu skema donasi yang paling dikenal adalah Peter’s Pence, yaitu sumbangan tahunan yang dikumpulkan dari umat di berbagai negara dan ditujukan langsung kepada Paus. Laporan dari Michigan Journal of Economics menyebutkan bahwa Peter’s Pence menghasilkan dana sekitar US$27 juta per tahun atau setara Rp445 miliar, dengan kontribusi besar berasal dari Amerika Serikat, Jerman, dan Italia.
Menariknya, meskipun alokasi anggaran untuk pemimpin Gereja Katolik bisa mencapai puluhan ribu dolar per bulan, Paus Fransiskus semasa jabatannya dikenal menolak menerima dana tersebut. Sebagai gantinya, dana itu disumbangkan kembali kepada gereja dan berbagai yayasan amal. Media Spanyol Marca pernah mengabarkan bahwa alokasi bulanan untuk Paus Fransiskus diperkirakan mencapai US$32 ribu atau sekitar Rp526 juta.
Namun, di balik segala kedermawanan dan simbolisme, Vatikan juga menghadapi tantangan finansial serius. Pada 2023, defisit anggaran dilaporkan menembus angka US$90 juta atau sekitar Rp1,4 triliun. Bahkan, Paus Fransiskus sempat mengungkapkan kekhawatirannya atas ketidakseimbangan dana pensiun yang mengancam kesejahteraan para pegawai Takhta Suci dan Vatikan di masa depan.
Walau rincian keuangan Vatikan jarang dipublikasikan secara transparan, CIA World Factbook pada 2013 memperkirakan pendapatan tahunan Vatikan mencapai US$315 juta dengan pengeluaran sebesar US$348 juta.
Dengan terpilihnya Paus Leo XIV, bukan hanya arah kebijakan spiritual Gereja Katolik yang menjadi perhatian, melainkan juga bagaimana kepemimpinan barunya akan mengelola keuangan institusi religius tertua ini. Transparansi, efisiensi, dan tanggung jawab dalam pengelolaan dana menjadi kunci untuk membangun kembali kepercayaan publik dan umat Katolik global.***
Editor : Bramantyo