SUKOHARJO, iNewsbadung.id - Ratusan mahasiswa di Solo Raya dari berbagai kampus, yakni UNS, UMS, UNISRI, UNIBA dan UIN Surakarta antusias mendengarkan diskusi kajian strategis menyelamatkan demokrasi.
Diskusi serta bedah buku "Kronik Penculikan Aktivitas dan Kekerasan Negara 1998" ini menghadirkan Rikmadenda Arya Mustika (Koordinator FMN Solo Raya), Deana Sari (Ketua Umum GMNI Surakarta), Agung Lucky Pradita (Presiden BEM UNS), Fierdha Abdullah Ali (Ketua Umum HMI Sukoharjo), M. Adam Ilham Mizani (Aktivis IMM Jawa Tengah), serta Fitri Nganthi Wani, anak Wiji Thukul,aktivis yang hilang diculik tahun 1998.
Meskipun bedah buku ini tidak dihadiri Muhidin yang merupakan penulis buku
"Kronik Penculikan Aktivitas dan Kekerasan Negara 1998", namun para peserta berhasil mendapatkan gambaran tentang tragedi 1998, di mana pada tahun tersebut banyak peserta yang belum lahir.
Dalam rilis yang diterima iNewsbadung.id, disebutkan bahwa buku Kronik Penculikan Aktivis dan kekerasan Negara banyak menampilkan klipingan koran tahun 1998, sehingga para peserta bedah buku dapat mengetahui peristiwa kekerasan negara dengan peristiwa penculikan aktivis yang dilakukan Satgas Mawar atas perintah Prabowo Subianto selaku Danjen Kopassus, saat itu.
Juga disebutkan dalam rilis, bahwa buku tersebut ada testimoni tentang korban penculikan yang selamat, di mana disebutkan bahwa semua mengalami penyiksaan.
Ada yang dicabut kukunya, dibakar rambut kemaluannya, sikat gigi dengan odol dari closet dan bentuk-bentuk penyiksaan lain yang merendahkan martabat kemanusiaan.
Editor : Asarela Astrid