DENPASAR, iNewsbadung.id - Di tengah pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat dengan tingginya ketidakpastian, ekonomi Indonesia tetap berdaya tahan, serta terus menunjukkan prospek yang baik. Bank Indonesia (BI) memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai kisaran 4,7–5,5 persen pada tahun 2024 dan akan meningkat 4,8–5,6 persen pada tahun 2025.
Inflasi akan tetap terkendali dengan rentang sasaran 2,5±1 perssen pada 2024 dan 2025 didukung konsistensi kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Sementara dipihak lain, stabilitas eksternal dan sistem keuangan terjaga, di mana digitalisasi terus berkembang pesat, namun berbagai tantangan global perlu dicermati, seperti perlambatan dan divergensi pertumbuhan ekonomi global, penurunan inflasi yang lambat, suku bunga negara maju lebih tinggi dan lebih lama, menguatnya mata uang dollar dan pelarian modal dengan jumlah besar dari emerging markets ke negara maju.
Disebutkan Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia, pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2023 yang digelar hybrid di Jakarta (29/11/2023), sinergi menjadi kunci atas prospek kinerja ekonomi Indonesia untuk melanjutkan ketahanan dan kebangkitan ekonomi, yang akan terus diperkuat.
Sementara Presiden RI, Joko Widodo berpesan pentingnya terus optimis,tetapi selalu waspada terhadap ketahanan dan kebangkitan ekonomi nasional, sehingga proses pemulihan ekonomi bisa berjalan baik dan perekonomian Indonesia dalam kondisi stabil.
Karena itu, untuk menopang momentum perekonomian yang berkelanjutan, strategi hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah merupakan penggerak perekonomian nasional, apalagi dalam menghadapi ketidakpastian global yang terus meningkat ditengah siklus ekonomi dan keuangan nasional yang masih di bawah kapasitas perekonomian potensial, bauran kebijakan Bank Indonesia akan terus diarahkan menjaga stabilitas, serta mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Editor : Asarela Astrid