Tidak hanya itu, penampilakan sembilan penari dari Taiwan pun ikut membuat para penonton senang, heran dan kagum, di mana secara lemah gemulai dan cekatan, para penari meliuk-liukan gerakan sambal menggerakkan paying, kipas dan selendang.
Kegiatan yang digelar Jumat (17/11/2023) dan Sabtu (18/11/2023) ini merupakan kolaborasi IMF dengan Indonesia Mask Organization atau IMO / bekerjasama dengan para pembuat kriya topeng yang disajikan dalam pameran, workshop dan pertunjukkan tari topeng.
Pameran topeng tersusun rapi di rak-rak pajangan yang diletakkan di salah satu selasar Rumah Kebudayaan, di mana di depannya tertata topeng Rajamala, ikon Kota Solo berukuran besar dan kecil, dengan kemeriahan lampu-lampu.
Selain dimeriahkan delegasi seni dari Republik Korea, International Mask Festival juga menghadirkan delegasi mancanegara dari Kamboja dan Ekuador.
Ira Kusumorasri, Executive IMF mengatakan, IMF 2023 diharapkan dapat meningkatkan kunjungan destinasi wisata di Kota Surakarta, termasuk menjadi salah satu city branding bagi Kota Solo, sebagai kota seni pertunjukkan, terlebih belum lama ini dikukuhkan UNESCO menjadi kota kreatif dalam jaringan kota kreatif UNESCO atau creative cities network.
“Kami berharap, perhelatan bergengsi bertema The Power of Mask ini dapat mendorong terjalinnya jaringan atau network antar delegasi, sehingga terjalin hubungan yang baik dan harmonis, tentu didasari seni budaya,” terang Ira.
Semoga tulisan tentang ada pesan dibawa pembawa misi budaya dalam International Mask Festival 2023 ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, jangan lupa share dan nantikan tulisan lain hanya di iNewsbadung.id. ***
Editor : Asarela Astrid