SOLO, iNewsbadung.id - Premiere Film Satu Hari dengan Ibu, yang diputar perdana di XXI Solo Paragon, Sabtu (9/9/2023) mengandung pesan yang sangat menyentuh, yakni pintu sorga terlalu dekat.
Film Satu Hari dengan Ibu (SAHDU) berkisah tentang pria dewasa lajang bernama Dewa, yang belum lama ditinggal ayahnya kembali ke Khalik, di mana hubungan Dewa dengan ayah bagaikan seorang sahabat, sangat dekat.
Special screening SAHDU ini juga menceritakan bahwa sejak kepergian ayahnya, Dewa menjadi pribadi yang kehilangan sosok, termasuk kehilangan teman mengaji, dan teman sholat.
Suatu hari, Dewa diingatkan ibunya untuk sholat subuh, tetapi selalu tidak pernah melakukan karena baru bangun pukul 05.15, saat sholat subuh sudah selesai.
Dewa yang sudah bekerja selalu disiapkan makan siang untu bekal ke kantor, di mana ia merasa masih seperti anak kecil.
Dititipi ibunya nasi uduk untuk dijual ke teman kantor, tetapi masih malu sehingga ibunya berpesan agar membagikan kepada orang yang butuh.
Saat perjalanan ke kantor, Dewa yang sudah lama menaruh rasa pada teman satu kantornya ini secara tidak sengaja hampir menabrak anak kecil yang sedang menyebrang, spontan memarahi anak tersebut.
Saat di kantor, Dewa menerima kemarahan dari Pak Bos, karena dianggap tidak bisa menyelesaikan pekerjaan.
Hingga singkat cerita, pulang dari kantor, Dewa mampir makan malam di sebuah warung tenda di pinggir jalan, padahal ibunya sudah menelpon mengajak makan bersama di rumah.
Dewa akhirnya pulang, dan saat membuka pintu kamar mandi, ia mendapati ibunya sjdah tergeletak di lantai kamar mandi.
Dewa mengangkat ibunya, sampai ibunya terbangun dan mengatakan agar Dewa menjadi anak yang baik.
Teriakan Dewa membuatnya terbangun, apalagi ternyata yang dialami adalah sebuah mimpi.
Saat berteriak, ibunya mengetuk pintu dan membangunkan Dewa, dan saat Dewa membuka pintu, ia pun meminta maaf.
Saat Dewa sholat, ia berkata apakah yang dialami adalah azab, serta meminta umur panjang bagi ibunya.
Kejadian serupa pun terulang beberapa kali bahkan lebih dari 12 kali, di mana kejadian tersebut ternyata De Javu yang dialami Dewa.
Dewa bahkan sudah hafal apa yang akan terjadi dalam hari-harinya, yang dianggapnya selalu sama dan terulang, bahkan ia sampai hafal kalimat-kalimat yang diucapkan bos dan teman-temannya.
Suatu hari, Dewa tidak masuk kerja karena ingin merasakan satu hari dengan ibunya, sehingga ia pun ikut membantu ibunya jualan nasi uduk , serta menemani ibunya ke panti asuhan, mengantar nasi uduk.
Di panti asuhan, ibu Dewa dipanggil dengan sebutan ibu hajah dan bidadari uduk, namun justru panggilan ini membuat ibu bahagia.
Beberapa kali mimpi ibunya tergeletak di kamar mandi, membuat Dewa khawatir, sehingga ia pun membersihkan kamar mandi dan membelikan ibunya sandal jepit.
Meskipun sudah membelikan sandal dan membersihkan kamar mandi, namun mimpi yang sama masih terulang.
Keadaan ini membuat Dewa protes pada Sang Khalik, sehingga usai menjalankan sholat, ia berteriak di dalam masjid, dan membuat seorang Ustad menghampirinya.
Beratnya beban pun ditumpahkan Dewa, hingga Ustad memberikan saran agar Dewa mencari celah dari perbuatan yang belum pernah dilakukan.
Singkat cerita, Dewa pun menyadari, meskipun ia sudah berbuat banyak hal baik, namun ia maaih kurang dalam sholat subuh.
Sampai akhirnya mimpi Dewa pun terjadi nyata, ibunya pergi untuk selama-lamanya, di mana kepergian ibunya sama persis dengan mimpi Dewa, tergeletak di kamar mandi.
Film berdurasi lebih dari dua jam ini merupakan film garapan Ruang 29 Pictures, yang merupakan Production House yang didirikan Komunitas Masjid Kapan Munzalan dan Komunitas Musawarah.
Film besutan poduser Novandrian ini diperankan beberapa aktris berbakat, yaitu Vonny Anggraini, Vebby Palwinta, Muzzaki Ramdhan, Ivan Govinda, Ricky Perdana, Cupink Topan, dan tokoh utama yaitu Chand Kelvin.
Di akhir cerita, film ini memunculkan Ustadz Abdul Somad yang mengingatkan penonton untuk selalu memposisikan ibu di bawah Tuhan langsung.
Ibu adalah sosok yang tidak dapat digantikan, dan belum banyak orang sadar, kalau pintu sorga sangat dekat, yaitu ibu.
Ustadz Abdul Somad juga mengingatkan penonton, bahwa banyak orang lupa kalau ibu hanya membutuhkan perhatian anak-anaknya dan butuh diajak ngobrol.
Di hadapan awak media, Chand Kelvin mengaku sangat bahagia, karena mendapatkan peran utama, sehingga ia bisa menjembatani untuk mengingatkan orang agar selalu berbakti pada orang tua.
"Beberapa kali saya kalau melihat adegan di film ini selalu meneteskan air mata," cerita Chand Kelvin saat jumpa pers usai nonton bareng film Satu Hari dengan Ibu.
Semoga tulisan tentang Premiere Film SAHDU Satu Hari dengan Ibu, sebuah pesan bahwa pintu sorga terlalu dekat ini dapat bermanfaat bagi pembaca, jangan lupa share tulisan ini dan nantikan selalu tulisan lain hanya di iNewsbadung.id. ***
Editor : Asarela Astrid