Pelengkap doa ini diletakkan dalam satu tempat bernama takir, yang terbuat dari daun pisang, yang disemat dengan lidi, di mana diakui Mbah Mulyo sebagai alat untuk membeli air atau Tumbas Toya.
Tradisi Tumbas Toya ini juga dilengkapi dengan dupa harum, yang dianggapnya sebagai penghantar doa.
Setelah semua perlengkapan untuk Tumbas Toya siap, pemimpin pun melakukan doa, dengan mantra-mantra tersendiri, sambil menghadap sendang.
Usai menyelesaikan doa, pemimpin mengambil air dari dalam sendang yang sudah dipagar tinggi, sehingga tidak membahayakan orang saat melintas.
Sendang Sumur Bandung Sendang Mulyo, Kalitengah, Sidodadi, Masaran Sragen ini terletak di tengah-tengah kampung, berada di ujung jalan kecil, namun sudah diberi pagar, di mana di sekitarnya terdapat patung-patung binatang seperti harimau dan monyet, serta berdiri kokoh pohon beringin.
Untuk mendapatkan air dari sendang, sesepuh mengambil dengan bantuan ember yang ditarik tali, setelah itu air tersebut dimasukkan dalam botol bekas air mineral.
Editor : Asarela Astrid