WONOGIRI, iNewsbadung.id - Tahun 1916, jauh sebelum Indonesia Merdeka, Injil telah lebih dahulu masuk ke wilayah Wonogiri dan "memerdekakan" beberapa orang warganya.
Berita Injil di kota dengan julukan Kota Seribu Gunung ini pertama kali diterima Karso Semito yang dilakukan Moedinah dari Yogyakarta, di desa Gemantar, Selogiri.
Dilansir iNewsbadung.id dari Sejarah Gereja GKJ Wonogiri, Karso Semito bersama kaum kerabatnya menerima tanda sakramen baptis di Gereja Kristen Jawa (GKJ) Margoyudan Surakarta dilayani DR. HR. Van Andel.
Tahun 1920, jemaat semakin bertambah, ditandai pelayanan baptisan baru berjumlah 18 orang, termasuk Tirtosudarmo (Sudiman Tirto Sudarmo) yang akhirnya menjadi guru Injil di daerah Tirtomoyo.
Perkembangan kekristenan di daerah Gemantar dan sekitarnya semakin bertambah pesat, sehingga tahun 1925, jemaat Kristen mula-mula di daerah Wonogiri ini dikukuhkan sebagai Pepanthan dari GKJ Margoyudan Surakarta, dengan seorang guru Injil yakni Martorejo di tahun 1927.
Sesuai keputusan Majelis GKJ Margoyudan, Surakarta tanggal 27 Oktober 1930, akhirnya jemaaat Wonogiri menjadi gereja dewasa dibawah binaan GKJ Danukusuman, Surakarta.
Sejarah jemaat Wonogiri pun semakin mantap saat 27 Oktober 1930, GKJ Wonogiri didewasakan, diampu Pendeta Konsulen dari GKJ Margoyudan, yaitu DR. Van Andel dan DS Van Eyk.
Editor : Asarela Astrid