Awas, Saat Pendakian Gunung Arjuno Jangan Langgar Pantangan Ini. Mau Tahu Alasnnya, Monggo

BADUNG, iNewsbadung.id - Gunung Arjuno masuk kategori  gunung berapi kerucut (istirahat).

Terletak di Jawa Timur, Indonesia dengan ketinggian 3.339 m dpl. Gunung ini merupakan gunung tertinggi kedua di Jawa Timur setelah Gunung Semeru, serta menjadi yang tertinggi keempat di Pulau Jawa.

Biasanya gunung ini dicapai dari tiga titik pendakian yang cukup dikenal yaitu dari Lawang, Tretes dan Batu. Nama Arjuno berasal dari salah satu tokoh pewayangan Mahabharata, Arjuna.

Seperti kebanyakan gunung di Indonesia tidak hanya di tanah Jawa pastinya banyak misteri di dalamnya. Banyak lokasi di gunung yang dikeramatkan. Salah satunya di gunung Arjuno. 

Disana ada kepercayaan dilarang menggunakan baju berwarna merah. Kemudian juga ada lokasi yang dikenal dengan Alas Lali Jiwo. 

Menurut mitos, gunung Arjuna ada bekas petilasan. Konon digunakan oleh orang zaman dahulu untuk melakukan ritual atau pertapaan dan bisa moksa atau menghilangkan jasadnya.

Mitos lainnya adalah keberadaan Alas Lali Jiwo (hutan lupa diri). Berdasarkan mitos yang berkembang di desa setempat membuktikan bahwa ada banyak orang yang tersasar di hutan, terlebih jika orang tersebut memiliki niat jahat.

Adapun pantangan di dalam hutan Alas Lali Jiwo tersebut yang sering dilanggar oleh pendaki adalah sikap sombong. Biasanya jika pendaki yang memiliki sifat sombong tersebut akan membuat dirinya sendiri tersesat atau hanya memutar di jalur itu-itu saja.

Lalu ada mitos lainnya dan pantangan untuk pendaki yang ingin ke Gunung Arjuno tersebut. Jika pendaki mengenakan baju merah, maka mitosnya pendaki tersebut akan mendapatkan kesialan atau sesuatu yang tidak diharapkan saat berada di kawasan Gunung Arjuno.

Mitos tersebut merupakan kearifan desa setempat dan harus dihormati. Dan pendaki harus mematuhi larangan yang sudah ada turun temurun tersebut.***

Berita ini sebelumnya sudah tayang di iNews.id dengan judul " Misteri Baju Merah di Gunung Arjuno, Para Pendaki Jangan Sampai Langgar Hal Ini"

Editor : Dian Burhani