SOLO, iNewsbadung.id - Parade kebaya mewarnai perayaan Hari Kebaya Nasional 2024, yang digelar The Sunan Hotel Solo bekerjasama dengan Batik Danar Hadi, Rabu (24/7/2024).
Teguh Prakosa, Walikota Surakarta mengajak masyarakat, terutama para pengunjung dan undangan Parade Kebaya untuk selalu melestarikan tradisi budaya memakai kebaya.
Memakai kebaya, disebutkan Teguh Prakosa tidak perlu dipakai setahun sekali menunggu perayaan Hari Kebaya Nasional, tetapi bisa digunakan setiap hari.
Teguh Prakosa menambahkan, untuk memakai kebaya dibutuhkan komitmen dan konsisten.
Menurut Teguh Prakosa, yang telah dibangun walikota sebelumnya agar memakai kebaya setiap Hari Kamis merupakan nguri-uri budaya.
"Tetapi jangan terus di jahit seperti celana, jarik dibuat kulot tidak baik, itu merusak budaya. Kalau kita ingin mempertahankan budaya, ya yang sudah ada tinggal dilanjutkan," terang Teguh.
Dahulu, abdi dalem, penjual di pasar dan ibu-ibu rumah tangga, dikatakan Teguh, memakai jarik tanpa diwiru, kecuali acara-acara penting keraton, resepsi.
Walikota Surakarya yang baru saja dilantik ini mengajak para undangan untuk menciptakan masa kekinian ini dengan mengingat budaya yang sudah ada dan sudah berjalan.
Untuk keseharian, Walikota Teguh menyebutkan bahwa untuk berdandan sehari-hari tidak perlu ke salon, karena yang diperlukan adalah melatih diri.
Saat memberikan sambutan di Narendra Restaurant, The Sunan Hotel Solo, Teguh Prakosa mengingatkan bahwa Kota Surakarta memiliki beberapa view yang dapat digunakan sebagai tempat untuk melakukan parade.
Seperti Balekambang, di dekat kolam dengan iringan musik Bengawan Solo terlihat sangat bagus, apalagi jika ditambah permainan lampu.
Selain itu ada pelataran Keraton Kasunanan yang dapat menjadi stage untuk parade kebaya, yang terpenting diingatkan Teguh agar tidak menggunakan jarik parang.
"Jariknya yang bagus-bagus seperti sidomukti, sidoluhur, yang mengandung filosofi baik sebagai cerminan baik," tegas Teguh.
Selain The Sunan Hotel Solo, Teguh mengingatkan agar menerapkan pemakaian kebaya untuk karyawan si hotel-hotel di Kota Surakarta, sehingga para tamu yang menginap di Kota Solo dapat melihat dan ketemu kebaya.
Pemakaian kebaya disebutkan Teguh Prakosa, membutuhkan kesadaran, sehingga budaya ini bisa menjadi pijaran, berperilaku baik.
Karena bicara budaya, juga tercermin dalam pakaian, di samping perilaku dan tutur kata yang menjadi bagian tidak terpisahkan.
Melalui kegiatan Parade Kebaya ini, Teguh memberikan apresiasi atas kerjasama The Sunan Hotel Solo dengan Batik Danar Hadi, yang telah mengingatkan bahwa budaya menjadi bagian tidak terpisahkan dalam membangun manusia dan fisik seluruhnya di Kota Surakarta.
Sementara Retno Wulandari, General Manager The Sunan Hotel Solo mengingatkan bahwa Sunan merupakan hotel pertama di Kota Surakarta yang menjadi pioner gerakan Sunan Berbudaya.
"Di mana setiap Hari Kamis, wajib berkebaya untuk seluruh karyawan perempuan," terang Retno Wulandari.
Budaya ini disebutkan Retno Wulandari sebagai pengingat bahwa parade kebaya ini merupakan momentum untuk menjaga dan merawat Indonesia melalui busana dan identitas.
Selain melibatkan para model profesional, parade kebaya ini juga menggandeng influencer, tokoh masyarakat, pecinta kebaya, Paguyuban Putra Putri Solo, pemerintah kota dan kelompok masyarakat lainnya.
Event ini disebutkan Retno sebagai penanda saling bergandeng tangan dengan seluruh stakeholder, untuk merawat identitas Indonesia melalui kebaya.
Semoga tulisan tentang Rayakan Hari Kebaya Nasional, The Sunan Hotel Solo Ajak Lestarikan Budaya, dapat bermanfaat bagi para pembaca, jangan lupa share dan nantikan selalu tulisan lain hanya di iNewsbadung.id. ***
Editor : Asarela Astrid