SOLO, iNewsbadung.id - Ratusan seniman meliputi seniman tari, dan seniman gamelan termasuk dari Bali, dukung Konser Karawitan yang digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta di Pendhapa Balaikota Surakarta, Senin (23/10/2023).
Seniman-seniman ini berasal dari berbagai kota di Indonesia, yakni Banyumas, Bali, Banyuwangi, Semarang hingga Sawah Lunto Sumatera Barat.
Namun, meskipun para seniman ini berasal dari berbagai daerah di luar Kota Solo, sebagian besar seniman ini sudah lama tinggal di Kota Surakarta dan kabupaten sekitar, seperti Karanganyar dan Sukoharjo, karena ikatan kerja ataupun kewajiban sebagai mahasiswa di Kota Surakarta.
Drs. Aryo Widyandoko, M.H, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surakarta menyebutkan, kegiatan ini diharapkan dapat meneguhkan Kota Solo sebagai kota budaya, mengenalkan Konser Karawitan pada anak muda, sehingga bisa menikmati, melestarikan dan mempertahankan kebudayaan bangsa Indonesia.
Acara yang dipandu Wawin Laura ini mendapatkan banyak animo dari para pengunjung, termasuk masyarakat Kota Surakarta, tua, muda, remaja dan anak-anak.
Dari pengamatan iNewsbadung.id, para penonton ikut larut menikmati sajian menarik para seniman gamelan ataupun seniman tari, sehingga banyak pengunjung tidak terburu-buru beranjak dari tempat duduk atau lesehan.
Tidak hanya warga lokal yang ikut menyaksikan gemulainya penari saat menyesuaikan gerakan dengan gamelan, tetapi turis asing pun tampak setia menonton Konser Karawitan, bahkan seorang turis atau bule tidak takut saat diajak ngibing (menari-red) oleh salah seorang penari, yang berjalan menghampiri.
Bule ini pun ikut naik panggung dan mengikuti setiap gerakan yang dibawakan dua orang penari cantik yang mengenakan pakaian kebaya hijau, lengkap dengan sanggul Jawa.
Penabuh gamelan juga tidak hanya didominasi pria, karena beberapa wanita ikut menjadi bagian penabuh alat musik gamelan.
Perhelatan konser karawitan berjudul Gaung Gongso Membahana ini juga menghadirkan lima penampil dari kecamatan di Kota Surakarta, yakni Kecamatan Serengan (Restu Laras), Kecamatan Banjarsari (Laras Gumelar), Kecamatan Jebres (Wiratama), Kecamatan Pasar Kliwon (Kusumo Laras) dan Kecamatan Laweyan (Ngesti Wiromo).
Di samping itu juga menampilkan seniman karawitan Sekretariat DPRD Kota Surakarta, Universitas Negeri Semarang (Sekar Domas), Bali (Raga Bali), Sawah Lunto Sumatera Barat (Srikandi), Banyuwangi (Arjasura) dan Banyumas (Pring Sedhapur).
I Nengah Muliana, S.Kar., M.Hum, seniman asal Bali yang sudah tinggal di Kota Surakarta sejak tahun 1982 ini berpesan agar masyarakat ikut melestarikan budaya, sebagai seni warisan leluhur, bahkan ikut merasa senang karena di setiap kantor kelurahan di Kota Surakarta sudah ada perangkat gamelan Jawa.
Bersama 18 orang yang tergabung dalam kelompok karawitan Raga Bali, Nengah Muliana yang merupakan dosen ISI Surakarta ini menampilkan dua repertoar, yakni konser tabuh telu lilit dan tari Mergapati yang menggambarkan seorang raja gagah perkasa dalam pertempuran.
Selain Nengah Muliana, beberapa penampil dari luar daerah Kota Surakarta merupakan seniman yang sudah lama menetap, belajar ataupun bekerja di Kota Surakarta, seperti Arjasura Banyuwangi yang merupakan Komunitas Mahasiswa Jawa Timur, yang sudah lama belajar di Kota Solo.
Lambang, salah satu anggota penampil Arjasura Banyuwangi ini merasa senang dapat terlibat dalam Konser Karawitan ini, karena memberikan wadah seniman luar daerah untuk ikut mengenalkan budaya daerah.
“Saya berharap, konser ini bisa digelar setiap tahun sekali, sehingga seniman bisa secara rutin mempromosikan daerah masing-masing,” ujar Lambang.
Semoga tulisan tentang ratusan seniman termasuk dari Bali dukung konser karawitan, bahkan bule ikut ngibing ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, jangan lupa share dan nantikan tulisan lain hanya di iNewsbadung.id. ***
Editor : Asarela Astrid