KARANGANYAR, iNewsbadung.id - Berharap dapat untung, even organizer (EO) ini malah rugi bandar karena harus kembalikan uang tiket dan semua kerugian UMKM.
Ini terjadi karena konser musik Don't Stop Fest yang digelar di De Tjolomadoe yang digawangi EO ini berujung ricuh, dan lapak UMKM menjadi sasaran kericuhan.
Akibat kerusuhan, EO ini pun bersedia mengembalikan semua uang tiket penonton, dan mengembalikan seluruh kerugian yang diderita UMKM yang jadi sasaran.
Di hadapan para awak media, Guruh Teguh Jendradi, S.H., penasehat hukum EO, saat mendampingi tiga orang penyelenggara EO konser musik di De Tjolomadoe dalam Konferensi Pers di Mapolres Karanganyar, Kamis (27/7/2023) mengatakan bahwa kliennya bersedia membayar lunas atas kerugian para penonton.
Guruh menambahkan, kliennya juga tidak menolak melunasi hutang pada vendor penyedia peralatan konser dan mengganti rugi lapak UMKM yang dirusak.
"Klien kami bersedia bertanggungjawab mengembalikan uang penonton untuk pembelian tiket, termasuk ganti rugi lapak UMKM yang dirusak, serta membayar hutang pada pihak Vendor," ujar Guruh Teguh Jendradi.
Menurut Guruh, pengembalian uang tiket atau refund akan dilakukan mulai Sabtu (5/8/2023) sampai Sabtu (12/8/2023) di Polsek Colomadu.
Refund pengembalian uang tiket dapat dilakukan jika calon penonton sudah membeli tiket, dengan membawa bukti tiket dan nomor handphone yang dicantumkan ketika melakukan pembayaran.
Guruh juga menjelaskan terkait teknis pengembalian uang tiket akan diinformasikan melalui akun Instagram resmi EO, yaitu @donstop_fest.23.
Dari catatan EO, disebutkan Guruh ada 1.600 tiket sudah dibeli penonton, di mana dengan harga tiket bervariasi dari Rp 60 ribu sampai Rp150 ribu untuk tiket on the spot.
"Total kerugian yang harus dibayarkan EO ini kurang lebih mencapai Rp180 juta," ungkap Guruh.
Ditambahkannya, grup band yang diundang tampil di konser adalah Superman Is Dead, Koil, Rebellionrose, Stand Here Alone, MCPR, dan Havinhell yang sudah dibayar lunas sebelum para bintang tamu tiba di Karanganyar.
Honor artis paling rendah disebutkan Guruh Teguh Jendradi adalah Rp40 juta, sedangkan biaya tertinggi yaitu Rp80 juta untuk honor Superman Is Dead.
Selain membayar honor grup band, Guruh mengungkapkan jika kliennya sudah membayar lunas biaya sewa tempat De Tjolomadoe yakni Rp45 juta.
Dihadapan Wakapolres Karanganyar Kompol Rikha Zulkarnain dan Kasatreskrim Polres Karanganyar AKP Setiyanto, Guruh juga menceritakan penyebab terjadinya kerusuhan, di mana diawali dari pihak vendor yang tidak segera menyalakan sound system.
Vendor ini menolak menyalakan sound system karena EO baru membayar Rp44 juta dari total harga sewa Rp170 juta, sesuai perjanjian.
Dalam perjanjian, diungkapkan Guruh jika pelunasan pembayaran dibayarkan seusai break magrib, tetapi yang terjadi vendor sound system meminta pelunasan biaya sewa sebelum pertunjukan dimulai.
"Vendor tidak menyalakan sound system hingga dimulainya jadwal penampilan, yaitu pukul 13.00 WIB, tetapi justru meminta uang pelunasan sewa dibayarkan tunai saat itu," jelas Guruh.
Pihak EO meyakinkan vendor dengan menjaminkan satu unit mobil Honda Brio, tetapi ditolak vendor sampai akhirnya terjadi kerusuhan.
Sementara Heri Rustanto, perwakilan EO menyebutkan jika konser musik ini adalah event perdana yang digelar untuk skala nasional, karena sebelumnya mereka hanya menggelar event skala lokal.
Mewakili EO penyelenggara, Heri menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya terkait kejadi kerusuhan di De Tjolomadoe.
Silahkan share tulisan tentang berharap untung, EO ini malah rugi bandar harus kembalikan uang tiket dan kerugian UMKM, dan nantikan selalu tulisan-tulisan lain hanya di iNewsbadung.id sehingga semakin banyak orang mengetahui informasi menarik lainnya dan bermanfaat bagi para pembaca. ***
Editor : Asarela Astrid