Bisnis Fotografi Semakin Marak, Butuh Treatment agar Pelanggan Tidak Lari dan Banyak Diminati
![header img](https://img.inews.co.id/media/600/files/networks/2023/07/23/3cc0a_bisnis-fotografi-semakin-marak-butuh-treatment-agar-pelanggan-tidak-lari-dan-banyak-diminati.jpg)
SOLO, iNewsBadung.id - Bisnis fotografi semakin marak, dibutuhkan treatment agar pelanggan tidak lari dan banyak diminati, sehingga semakin dicari.
Maraknya bisnis fotografi diakui Rijal Nasirulhaq, fotografer profesional dari
Panic Artwork Photography sebagai efek pandemi Covid-19, karena pandemi merupakan awal mula kebangkitan fotografi kembali.
"Seperti direset karena fotografer lama akhirnya kembali lagi, tapi harus mulai dari awal," ujar Rijal kepada iNewsbadung.id, seusai menjadi pemateri pada Photography Class dan Fun Photo Session, Sabtu (22/7/2023) di C & L Coffee, Solia Zigna Laweyan Solo.
Menurut Rijal, Covid-19 membuat fotografer mengulang semua, bangkit baru lagi, bahkan ia merasakan bahwa anak muda menjadi lebih sukses dibandingkan orang yang sudah lama menggeluti dunia fotografi.
Hal ini diakuinya terjadi karena saat pandemi, pemain lama fotografi kesulitan mengurangi harga, sungkan untuk menurunkan harga, sedangkan pemain baru, tidak masalah dengan harga yang lebih rendah, termasuk tidak masalah dengan harga berapa pun.
"Akhirnya proses kebangkitan saat pandemi itu, yang baru-baru naik dengan keterbatasan anggaran yang diterapkan, tetapi pemain yang besar-besar tidak laku," jelas Rijal.
Rijal mengatakan, jika keadaan seperti ini dapat ditanggulangi, yakni dengan melakukan treatment terhadap pelanggan, di mana treatment adalah cara terbaik untuk menjadi pembeda dengan vendor lain.
Ada beberapa treatment dapat dilakukan, agar pelanggan tetap mempercayakan jasa fotografi bahkan ikut mempromosikan dari mulut ke mulut kepada rekannya.
Treatment tersebut antara lain dengan cara berbicara, membuat client memiliki mindset yang baik terhadap jasa fotografi, memperlakukan client secara special, memperhatikan secara detil kebutuhan pelanggan.
Menjadi pebisnis fotografi diakui Rijal harus memiliki kepercayaan diri, di mana harus dapat melihat bahwa fotografer sangat berharga di mata client.
Dalam menjalankan tugas, fotografer harus mendokumentasikan acara berharga dari client, sehingga diharapkan tidak ada momen yang terlewatkan, dan sesuai harapan pelanggan.
"Fotografer wedding juga harus selalu fokus, disiplin sehingga tidak ketinggalan setiap momen, karena momen di pernikahan tidak dapat diulang," jelas Rijal.
Terkait bisnis fotografi, Rijal mengatakan bahwa Indonesia, terkhusus Kota Solo sangat potensial untuk menjalankan bisnis ini, di mana bisnis wedding foto sangat banyak diminati, mengingat kebutuhan nikah di Indonesia, hampir semua orang membutuhkan.
"Berbeda dengan di luar negeri, karena nikah tidak harus, sehingga fotografer wedding di luar negeri kurang diminati, sedangkan di Indonesia, sesuai agama dan adat harus menikah, jadi kebutuhan fotografi untuk menikah sangat banyak, sehingga fotografi wedding banyak pemainnya," urai pria yang sudah lebih dari 10 tahun menjalankan bisnis wedding fotografi.
Sementara tentang harga, Rijal mengatakan tidak ada patokan harga fotografi di setiap daerah, namun untuk dapat membuat pricelist dapat dilakukan dengan melakukan survei terlebih dulu, terhadap vendor lain yang sudah terjun terlebih dulu.
Selain survei, cara kedua yang dapat dilakukan adalah memantaskan diri di mana bisa melihat hasil karya dengan skill yang dimiliki.
"Kira-kira sudah sesuai belum dengan hasil karya dan skill kita, sudah bisa disamakan belum dengan harga yang sudah ditentukan," ujarnya.
Semoga tulisan tentang bisnis fotografi semakin marak, butuh treatment agar pelanggan tidak lari dan banyak diminati ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Silahkan share tulisan ini dan nantikan selalu tulisan-tulisan lain hanya di iNewsbadung.id sehingga semakin banyak orang mengetahui informasi menarik lainnya. ***
Editor : Asarela Astrid