SOLO, iNewsbadung.id - Marah dengan cinta, jadi salah satu cara meningkatkan mental untuk mencetak anak berprestasi menjadi salah satu pembahasan dalam Seminar Nasional yang diselenggarakan UKM Taekwondo UNISRI Surakarta.
Di hadapan para peserta seminar, Yustinus Joko Dwi Nugroho, M.Psi., Psikolog, dosen Fakultas Psikologi Universitas Setia Budi Surakarta menegaskan jika ingin mencetak menjadi yang baik, maka diri sendiri harus menjadi yang baik.
Yustinus mengingatkan peserta seminar yang kebanyakan para orang tua atlet yang tergabung dalam UVOMI atau UNISRI Voli Akademi ini, agar saat marah pada anak tidak membentak-bentak, karena akan membuat tensi tinggi, serta merugikan secara fisik.
Mengkritik anak sebaiknya dilakukan dengan cara one by one, tanpa ada orang lain tahu, sehingga dapat menjaga mental anak tersebut.
Pria asli Yogyakarta ini menyarankan bahwa untuk membentuk mental luar biasa diperlukan teknik mengkritik, yaitu memarahi tanpa mengomel.
Mendampingi anak sangat disarankan Yustinus, di mana mendampingi bukan sekedar menemani, karena mendampingi dibutuhkan komunikasi, berbeda dengan menemani.
Terkait dengan balas dendam yang disebabkan rasa sakit hati karena sihina ataupun di bully, ia menyarankan agar melakukan balas dendam secara positif, yakni dengan cara membungkam orang yang membuli atau menghina dengan prestasi.
"Hinaan jadikan sebagai pacuan untuk berprestasi, bukan dendam, karena orang dendam maka akan memunculkan banyak penyakit seperti stroke, dan jantung.
Salah satu psikolog di Rumah Sakit Jiwa Surakarta ini juga mengatakan, bahwa mental itu luar biasa, di mana banyak orang memiliki intelegensi tinggi, tetapi tergusur oleh orang yang mempunyai mental kuat.
Banyak faktor mempengaruhi penurunan mental seseorang, bahkan atlet saat hendak bertanding, antara lain yaitu kelelahan fisik, cedera atau gangguan kesehatan, tekanan atau stres, kurangnya dukungan emosional dari pelatih atau keluarga, keraguan, ketidakpastian, kegagalan, pengalaman buruk, serta gangguan emosional.
"Kalau anak kalah atau mendapatkan nilai jelek, jangan diumeng-umeng, jangan marahi anak, tapi berikan semangat dan dorongan," imbuhnya.
Pada kegiatan yang digelar di Auditorium Lt. 5 Fakultas Ekonomi UNISRI, Sabtu (3/6/2023) Yustinus juga menjelaskan untuk selalu percaya dapat melakukan sesuatu tanpa rasa ragu-ragu.
Seringkali seseorang dikuasai kekuatiran, dan itu dianggapnya wajar, namun jika sudah memiliki rasa kuatir itu yang akan terjadi, sehingga ia menyarankan agar jangan memiliki rasa kuatir yang berkelanjutan.
Untuk menghilangkan rasa kuatir, Yustinus memiliki cara ampuh yang dapat dikembangkan yaitu dengan menumbuhkan self talk, atau bicara pada diri sendiri untuk menghindarkan seseorang dari mental down.
Self talk ini berguna untuk menumbuhkan kepercayaan dan mendorong pada diri sendiri, yang dipercaya dapat menumbuhkan mental kuat.
Di samping cara-cara itu, Yustinus mengatakan jika banyak teknik bisa dilakukan untuk menumbuhkan mental kuat untuk membuat anak berprestasi, antara lain fokus, meningkatkan mental bertanding, menstabilkan emosi, dan komunikasi.
Semoga tulisan tentang Marah dengan cinta, jadi salah satu cara meningkatkan mental untuk mencetak anak berprestasi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Silahkan share tulisan ini dan nantikan selalu tulisan-tulisan lain hanya di iNewsbadung.id, sehingga semakin banyak orang mengetahui informasi yang menarik dan benar. ***
Editor : Asarela Astrid