JAKARTA, iNewsbadung.id - Sejarah Pers Nasional yang dirayakan setiap tanggal 9 Februari memiliki arti penting bagi perkembangan media di Indonesia.
Wartawan Indonesia tidak dapat dilepaskan dari sejarah Pers Nasional, dimana kelahirannya terkait erat dengan perjuangan negeri ini menghapus penjajahan.
Berikut catatan iNewsbadung.id mengenal sejarah Pers Nasional yang dirayakan setiap tanggal 9 Februari, dikutip dari pwi.or.id.
1. Patriot Bangsa
Tercatat sebagai patriot bangsa, wartawan Indonesia ikut mencapai Indonesia merdeka, bersama para perintis pergerakan, berjuang menghapus penjajahan.
2. Peran Ganda
Pada masa pergerakan, wartawan memiliki dua peran yakni sebagai aktivis pers serta aktivis politik, dimana kedua peran tersebut bertujuan sama yakni mewujudkan kemerdekaan Indonesia.
3. Aktivis Pers
Sebagai aktivis pers, wartawan ikut melaksanakan tugas-tugas pemberitaan serta penerangan, membangkitkan kesadaran nasional.
4. Aktivis Politik
Berperan sebagai aktivis politik, wartawan ikut melibatkan diri secara langsung membangun perlawanan rakyat terhadap penjajahan.
5. Arti Strategis
Setelah Proklamasi Kemerdekaan, wartawan Indonesia masih menjalankan peran ganda, sehingga kedudukan dan peranan pers mempunyai arti strategik, mewujudkan cita-cita kemerdekaan.
6. Aspirasi Perjuangan Wartawan
Dalam menyuarakan aspirasinya, wartawan mendapatkan wadah serta wahana secara nasional pada 9 Februari 1946, dimana pada hari itu terbentuklah
organisasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), melalui kongres perdana di Surakarta.
7. Kebersamaan dan Kesatuan
Lahir di tengah perjuangan mempertahankan Indonesia dari ancaman kembalinya penjajahan, melambangkan kebersamaan dan kesatuan wartawan Indonesia.
8. Semakin Teguh
Dengan tekad dan semangat patriotik membela kedaulatan, kehormatan dan integritas bangsa negara, lahirnya PWI membuat wartawan Indonesia semakin teguh tampil menjadi ujung tombak perjuangan nasional, menggagalkan negara boneka yang akan meruntuhkan Indonesian serta menentang kembalinya kolonialisme.
9. Tidak Dapat Dipisahkan
Lahirnya surat kabar serta pers sangat berkaitan dan tidak dapat dipisahkan dari sejarah lahirnya idealisme perjuangan bangsa, demi mencapai kemerdekaan.
10. Pentingnya Peranan Pers
Pentingnya Peranan serta eksistensi pers sangat terasa pada masa revolusi fisik, dimana pers adalah alat perjuangan, sehingga pada 8 Juni 1946, di Yogyakarta para tokoh surat kabar dan tokoh pers nasional mengikrarkan berdirinya Serikat Penerbit Suratkabar (SPS).
11. Perlu Ditata dan Dikelola
Lahirnya SPS bertolak dari pemikiran bahwa barisan penerbit pers nasional perlu ditata dan dikelola, terutama segi idiil dan komersial, dimana pers penjajah dan pers asing saat itu masih hidup, serta berusaha mempertahankan pengaruh.
12. Kembar Siam
Sejatinya SPS lahir jauh sebelum tanggal 6 Juni 1946, atau bersamaan dengan lahirnya PWI di Surakarta tanggal 9 Februari 1946, sehingga orang menyebut kelahiran PWI dan SPS sebagai “kembar siam”.
13. Pertemuan Perdana
Pertemuan perdana digelar di balai pertemuan “Sono Suko” Surakarta pada 9-10 Februari, dimana wartawan dari seluruh Indonesia berkumpul merumuskan hal-ihwal persuratkabaran nasional, serta usaha mengkoordinasi barisan pers nasional dengan ratusan jumlah penerbitan harian dan majalah, untuk satu tujuan, yakni “Menghancurkan sisa-sisa kekuasaan Belanda, juga mengobarkan nyala revolusi.
14. Kongres Pertama
Pada 9 Februari 1946, pasukan Inggris dan Belanda meningkatkan operasi pendaratan dan pendudukan di berbagai daerah di Indonesia, serta meningkatkan strategi pengekangan terhadap wartawan-wartawan, sehingga diadakanlah kongres pertama membentuk Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).
Nah akhirnya, pembaca dapat mengenal sejarah Pers Nasional, yang dirayakan setiap tanggal 9 Februari, semoga artikel ini dapat menambah pengetahuan pembaca.
Silahkan share artikel ini, dan jika ingin melihat artikel lain, silahkan mengikuti perkembangan tulisan hanya di iNewsbadung.id. *
Editor : Bramantyo