BADUNG, iNewsbadung.id - Simbol tanda tambah banyak ditemukan dalam budaya Hindu di Bali, apa maknanya?
Simbol atau lambang saling menyilang ini, di Bali dikenal dengan tanda tambah (+) adalah simbol Tapak Dara, sering juga disebut Tampak Dara atau Tatorek.
Berikut rangkuman iNewsbadung terkait makna simbol tanda tambah atau Tapak Dara, dihimpun dari Instagram resmi @pemkabbadung.
1. Simbol Sederhana
Simbol tanda tambah adalah simbol sederhana dari swastika, dimana biasanya ditulis dengan media bahan kapur mentah atau dalam bahasa Bali disebut "Pamor" (limestone) sehingga warnanya menjadi putih.
2. Simbol Penyatuan
Tapak Dara merupakan simbol penyatuan dualitas kehidupan (Rwabhineda).
3. Upacara Keagamaan
Simbol tanda tambah atau Tapak Dara biasa digunakan saat melaksanakan upacara keagamaan, dipasangkan atau dituliskan pada rumah, digoreskan di beberapa tiang rumah dengan pamor saat dilaksanakan upacara pemlaspas, yakni ritual selametan untuk rumah yang baru dibangun.
4. Belum Terungkap
Goresan pamor berbentuk tapak dara misterius ini telah merambah ke seluruh wilayah Bali sejak awal tahun 2005, namun hingga kini belum terungkap.
5. Mecolek Pamor
Fenomena yang dikenal dengan nama Mecolek Pamor, dimana Tapak Dara dari pamor misterius tidak hanya muncul di pelinggih pura, namun juga muncul di sanggah, pura kecil keluarga, maupun dinding rumah.
6. Menolak Marabahaya
Simbol tapak dara ini biasa digunakan untuk menolak marabahaya atau memberikan ketenangan bagi seseorang setelah terjadi sesuatu yang mengejutkan.
7. Simbol Keseimbangan
Tapak Dara yang digunakan dalam banten Pejati adalah sarana yajna, dimana merupakan simbol keseimbangan antara alam makro dan mikrokosmos
8. Hilangkan Wabah
Tidak hanya simbol keseimbangan, Tapak Dara juga sering digunakan untuk menghilangkan wabah yaitu Gering. Sasab, dan Merana.
9. Wabah Makhluk Hidup
Gering adalah wabah yang menimpa manusia, sedangkan Sasan adalah penyakit yang menimpa ternak, dan Merana adalah wabah yang menimpa tumbuh-tumbuhan.
Nah sekian dulu informasi tentang simbol tanda tambah dalam budaya Hindu di Bali, semoga bermanfaat. ***
Editor : Dian Burhani