get app
inews
Aa Text
Read Next : Museum Keris Nusantara Gelar Kirab Pusaka, Lestarikan Seni Budaya Tanpa Muatan Mistis dan Klenik

Pohon Kuburan Bayi, Wisata Angker di Toraja yang Banyak Dikunjungi Turis

Sabtu, 27 Agustus 2022 | 18:53 WIB
header img
Penuh Area Mistis, Namun Wisatawan Justru Tertarik Kunjungi Kuburan Unik Ini (Foto: Wikipedia)

BADUNG,iNews.id - Tanah Toraja dikenal memiliki tradisi pemakaman yang unik dan menjadi salah satu destinasi wisata bagi wisatawan lokal dan mancanegara.  Pohon kuburan bayi di Toraja merupakan salah satu wisata mistis dan kaya akan kearifan lokal yang dipercaya masyarakakat Toraja.

Disana ada terdapat sebuah pohon yang merupakan situs pemakaman bayi orang-orang Toraja di masa silam.  Masyarakat setempat menyebutnya Kambira.

Kompleks pemakaman bayi dalam pohon ini bisa ditemui di Baby Grave Kambira. Berada di daerah pegunungan Sulawesi Selatan atau 306 km dari Ibu Kota Sulawesi Selatan, tepatnya di Kabupaten Tana Toraja.

Lokasinya berada di tengah hutan, pohonnya besar berdiameter sekitar 100 cm. Biasanya, pohon yang digunakan untuk menjadi kuburan bayi ini yakni pohon sukun. 

Tampak beberapa badan pohon memiliki tanda persegi yang menandakan terdapat jenazah bayi di dalamnya. Semakin banyak tanda persegi di pohon itu, semakin banyak jenazah bayi yang ada di dalamnya.

Prosesi pemakaman dengan mendudukkan jenazah bayi di bawah pohon rindang tersebut. Kemudian tubuh jenazah ditutupi ranting-ranting pohon biasa disebut dengan Passiliran.

Pohon Sukun (Tarra) dipilih untuk meletakkan mayat karena dalam pohon tersebut mengandung banyak getah yang mampu mengurangi bau tak sedap pada mayat. Sekaligus juga menyerap bau tersebut.


Pohon Bayi di Toraja (Foto: Wikipedia)

Masyarakat Toraja yang masih memegang teguh kepercayaan leluhur  mereka atau aluk todolo. Mereka percaya jika menaruh bayi yang sudah meninggal di pohon Tarra atau pohon sukun tersebut dalam keadaan duduk dan posisi seperti dalam rahim dan diletakkan tanpa busana, hal itu mengartikan bayi kembali pada sang ibunda seperti saat di dalam kandungan.

Masyarakat percaya pohon tersebut akan menjaga arwah anak tersebut layaknya seorang ibu yang menjaga anaknya sendiri.Konon, pohon tersebut mampu memberikan asi pada arwah yang sudah meninggal agar arwah bayi tersebut tenang dan tidak mengganggu warga sekitar.

Uniknya lagi, aturan kepercayaan Toraja tidak memperbolehkan ibu kandung si bayi untuk melihat pemakaman buah hati mereka di dalam pohon Tarra. Sang ibu dianggap tidak pantas melihat si bayi hingga dalam waktu setelah satu tahun lamanya.

Tujuan agar sang ibu tidak berlarut dalam kesedihan sehingga meningkatkan kemungkinan sang ibu mendapatkan bayi di masa mendatang. Pohon Tarra ini mampu menampung 10 jenazah bayi dalam 1 liang. Posisi liang pohon pemakaman juga disesuaikan menuju arah rumah kedua orang tuanya.

Banyak wisatawan yang berkunjung ke tempat ini ingin melihat kokohnya pohon tarra yang berdiri di Baby Grave Kambira. Pengunjung juga beranggapan pohon ini harus dijaga keberdaaannya karena merupakan salah satu peninggalan dari masyarakat Toraja pada masa lampau. Sekaligus sebagai bukti sejarah kepercayaan aluk todolo pernah ada di wilayah Toraja.

Tradisi ini sudah tidak dilakukan lagi semenjak tahun 1970. Hal itu karena sudah mulai banyak agama yang masuk dan berkembang di wilayah Toraja. Banyak masyarakat yang mulai meninggalkan kepercayaan aluk todolo tersebut dan mengikuti aliran agama resmi dari pemerintah pusat.

Walaupun begitu, masih ada beberapa masyarakat Toraja yang setia dan memegang teguh adat mereka dengan tetap pada kepercayaan aluk todolo, namun dengan jumlah yang tidak banyak.

Wisata ini cukup dibilang mistis dan seram karena suasana rimbun di tempat ini yang dipenuhi pepohonan besar dan juga terdapat tulang belulang yang tertutup ranting menambah kesan mistis dan horor tempat wisata ini.

Walaupun demikian, wisata ini cukup laris oleh wisatawan domestik ataupun mancanegara. Ramahnya masyarakat Toraja, yang menjelaskan pada para turis yang ingin tahu terkait adat mereka dan ritual passiliran ini, membuat turis betah dan nyaman untuk datang ke tempat wisata Baby Grave Kambira ini. 

Editor : Dian Burhani

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut